Kepala MIN 1 Pasuruan Jadi Peserta FGD Strategis Kerukunan Beragama Kanwil Jatim

 


Pasuruan, 12 Agustus 2025 – Bapak Abdul Qodir, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pasuruan, turut serta dalam Forum Group Discussion (FGD) Kelompok Kerja Guru Madrasah (KKG) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Kanwil Jawa Timur. Acara penting ini diselenggarakan pada tanggal 12 hingga 13 Agustus 2025 dengan fokus utama pada peran dan fungsi Pokja Kerukunan Beragama dalam meningkatkan harmoni dan toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Tujuan FGD: Memperkuat Peran Pokja Kerukunan Beragama

Partisipasi Bapak Abdul Qodir dalam FGD ini menunjukkan komitmen MIN 1 Pasuruan dalam mendukung inisiatif peningkatan kerukunan umat beragama. FGD ini menjadi platform krusial untuk mendalami bagaimana Pokja Kerukunan Beragama dapat lebih efektif menjalankan tugasnya di tengah masyarakat yang majemuk.

Peran Kunci Pokja Kerukunan Beragama

Dalam diskusi, berbagai aspek mengenai peran vital Pokja Kerukunan Beragama diulas, antara lain:

 * Meningkatkan Kerukunan: Pokja ini memiliki peran sentral dalam menggalakkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang saling menghargai perbedaan.

 * Menghindari Konflik: Dengan adanya upaya peningkatan kerukunan, potensi konflik antar umat beragama dapat diminimalisir secara signifikan, menciptakan stabilitas sosial.

 * Membangun Harmoni: Pokja ini juga berperan aktif dalam membangun hubungan yang harmonis di antara masyarakat dari berbagai latar belakang agama, mendorong kehidupan berdampingan yang damai.

Fungsi Operasional Pokja Kerukunan Beragama

Selain perannya, fungsi-fungsi operasional Pokja Kerukunan Beragama juga menjadi sorotan dalam FGD:

 * Dialog dan Komunikasi: Pokja ini bertindak sebagai fasilitator dialog terbuka antara pemuka agama dan tokoh masyarakat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mutual dan memperkuat toleransi.

 * Menampung Aspirasi: Salah satu fungsi penting adalah menampung dan menyalurkan aspirasi dari organisasi masyarakat (ormas) keagamaan serta masyarakat umum, yang kemudian dapat dijadikan dasar perumusan kebijakan.

 * Sosialisasi dan Bimbingan: Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan terkait kerukunan umat beragama dan memberikan bimbingan yang diperlukan untuk memastikan praktik-praktik yang selaras dengan nilai-nilai kerukunan.

Langkah Strategis Peningkatan Kerukunan Umat Beragama

FGD ini juga mengidentifikasi beberapa langkah konkret untuk terus meningkatkan kerukunan antar umat beragama:

 * Pendidikan dan Dialog Inklusif: Pentingnya pendidikan agama yang inklusif dan dialog antar agama yang berkelanjutan ditekankan sebagai fondasi untuk membangun saling pengertian.

 * Kebijakan Pemerintah yang Mendukung: Dukungan pemerintah melalui kebijakan yang melindungi hak-hak beragama setiap warga negara adalah esensial untuk menjaga kerukunan.

 * Peran Aktif Media: Media massa memiliki kekuatan besar dalam menyebarkan pesan-pesan toleransi dan kerukunan antar umat beragama, membentuk opini publik yang positif.

Dengan pembahasan mendalam mengenai aspek-aspek di atas, diharapkan FGD ini akan menghasilkan rekomendasi yang memperkuat peran dan fungsi Pokja Kerukunan Beragama, pada akhirnya berkontribusi signifikan terhadap peningkatan harmoni dan toleransi di tengah masyarakat Indonesia.An.


Jika Salah Simpan...(Cerita diedit)


Suatu hari, Pak Abdul, kepala madrasah yang dikenal bijaksana, mendapat kabar bahwa salah satu gurunya, Bu Indah Nihayati, baru saja pulang dari ibadah haji. Pak Abdul berencana untuk menjenguknya. Untuk memastikan semuanya, ia pun membuka daftar kontak di teleponnya. Di sana, ia melihat dua nama yang mirip: "Indah Nihayati" dan "Indah Karunia". Tanpa memeriksa lebih teliti, ia langsung menelepon nomor pertama yang ia temukan, mengira itu nomor Bu Indah Nihayati.

"Halo, assalamualaikum, Bu Indah," sapa Pak Abdul ramah.

"Waalaikumsalam, Pak," jawab suara di seberang telepon.

"Ibu sedang di rumah? Saya mau menjenguk Ibu, dengar-dengar sudah pulang dari haji, ya?" tanya Pak Abdul.

Terdengar keheningan sejenak, lalu tawa kecil. "Maaf, Pak Abdul, ini saya Indah Karunia. Sepertinya Bapak salah sambung," jawab suara itu sambil menahan tawa. "Yang pulang haji itu Bu Indah Nihayati."

Pak Abdul tersipu malu. Ia memeriksa lagi kontaknya, dan barulah ia sadar bahwa ia menelepon Bu Indah Karunia yang kebetulan mengajar di madrasah yang sama. "Astaga, maaf sekali, Bu Indah Karunia. Saya kira ini Bu Indah Nihayati," ujarnya sambil ikut tertawa.

"Tidak apa-apa, Pak. Nanti saya sampaikan ke Bu Indah Nihayati kalau Bapak mau menjenguk," kata Bu Indah Karunia.

Pak Abdul akhirnya menelepon nomor yang benar, dan bisa menjenguk Bu Indah Nihayati. Ia pulang dengan perasaan senang, tetapi juga sedikit malu karena kekeliruannya. Sejak saat itu, Pak Abdul selalu lebih hati-hati saat menyimpan dan menelepon kontak, terutama jika namanya sama atau mirip.

Pak Abdul tersenyum malu. Ia berjanji dalam hati untuk lebih teliti lagi dalam menyimpan nomor telepon. Setelah berpamitan, ia dan istrinya kembali ke rumah. Di perjalanan, ia langsung mengganti nama kontak Bu Indah Karunia menjadi Indah Karunia  dan Bu Indah Nihayati menjadi Indah Nihayati   agar tidak salah lagi.

Sejak saat itu, Pak Abdul menjadi kepala madrasah yang lebih berhati-hati, terutama saat menggunakan ponsel. Ia tak ingin lagi ada kekacauan nomor telepon yang membuat dirinya bingung dan salah paham.

KKGMI Kecamatan Beji Menggelar Workshop Pembelajaran Mendalam dan Inovatif

 


Beji, Kabupaten Pasuruan – Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKGMI) Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, mengadakan workshop inovatif yang berfokus pada empat pilar pendidikan modern: Pembelajaran Mendalam, Kurikulum Berbasis Cinta, Pendidikan Perubahan Iklim, dan Madrasah Ramah Anak. Acara ini bertujuan untuk membekali para guru dengan pengetahuan dan keterampilan terkini dalam menghadapi tantangan pendidikan di era global.



Workshop ini dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua KKGMI Kecamatan Beji, Bapak Miftahul Jinan, S.Ag. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran guru sebagai pembelajar sejati. "Guru harus terus belajar dan memperbarui pengetahuannya, serta meningkatkan keterampilannya agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman," ujar Bapak Miftahul Jinan. Ia juga berharap para guru dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari workshop ini di madrasah masing-masing.

Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum Gunungsari, bapak Abdul Hamid, M.Pd.I yang menjadi tuan rumah acara, menyambut baik kegiatan ini. "Kami sangat mendukung inisiatif KKGMI Beji dalam menyelenggarakan workshop yang sangat relevan ini. Semoga acara ini berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat besar bagi seluruh peserta," tuturnya.

Narasumber yang hadir adalah dua pakar pendidikan, yaitu Dra. Choyatin Nasucha, M.Pd. dan Dra. Nur Cholifah, M.Pd. Keduanya secara bergantian memberikan materi yang interaktif dan aplikatif. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi, terutama saat mendiskusikan implementasi kurikulum berbasis cinta dan pendidikan perubahan iklim di kelas.

Melalui workshop ini, KKGMI Kecamatan Beji berharap para guru madrasah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inspiratif, peduli lingkungan, dan ramah anak, sehingga mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat dan kepedulian sosial yang tinggi.An.

MIN 1 PASURUAN Ikut Meriahkan Jalan Sehat Kecamatan Beji di Candi Gununggangsir


BEJI - Seluruh guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pasuruan mengikuti kegiatan Jalan Sehat (JJS) yang digelar oleh Kecamatan Beji pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Acara ini berlangsung meriah di sekitar lokasi Candi Gununggangsir, salah satu situs bersejarah yang ada di Kecamatan Beji.

Jalan sehat ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai instansi dan sekolah di wilayah Kecamatan Beji. Para guru MIN 1 Pasuruan terlihat antusias mengikuti rute yang telah ditentukan, sambil menikmati keindahan alam dan suasana pedesaan yang asri.

Kepala MIN 1 Pasuruan, Abdul Qodir, turut hadir mendampingi para korbid dan seluruh guru. Dalam sambutannya, Bapak Qodir menyampaikan pentingnya kegiatan seperti ini untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga sekolah dan masyarakat.


"Dengan JJS di lokasi Candi Gununggangsir ini, kita tidak hanya berolahraga, tetapi juga bisa lebih mengenal dan mencintai budaya kita sendiri," ujar Bapak Qodir. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi kesempatan bagi para guru untuk menyegarkan pikiran dan kembali bersemangat dalam mendidik siswa.

Kegiatan jalan sehat ditutup dengan pengundian berbagai hadiah menarik (doorprize) dan hiburan, menambah semarak acara pada pagi hari itu. Partisipasi aktif MIN 1 Pasuruan dalam acara ini menunjukkan komitmen sekolah dalam mendukung program-program pemerintah daerah dan berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat.

MIN 1 Pasuruan Semakin Berjaya Berkat Pembinaan Pramuka Kak Khamim Ma'ruf

 

Pasuruan - Gerakan Pramuka di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pasuruan terus menunjukkan geliat positif dan menorehkan berbagai prestasi gemilang. Kesuksesan ini tak lepas dari peran sentral pembina Pramuka yang berdedikasi tinggi, yakni Kak Khamim Ma'ruf. Di bawah bimbingan beliau, semangat kepramukaan di MIN 1 Pasuruan semakin membara dan menghasilkan bibit-bibit unggul.

Berbagai kegiatan kepramukaan yang inovatif dan mendidik rutin dilaksanakan di MIN 1 Pasuruan. Mulai dari latihan rutin, perkemahan, hingga partisipasi aktif dalam lomba-lomba tingkat kabupaten. Melalui kegiatan-kegiatan ini, para siswa tidak hanya diajarkan tentang keterampilan dasar kepramukaan, tetapi juga nilai-nilai luhur seperti kedisiplinan, kemandirian, kerja sama, dan cinta tanah air.

Kak Khamim Ma'ruf menyampaikan bahwa kunci keberhasilan ini adalah konsistensi dalam pembinaan dan dukungan penuh dari pihak madrasah serta orang tua. "Kami selalu berusaha menciptakan suasana latihan yang menyenangkan namun tetap serius. Dengan begitu, anak-anak tidak merasa terbebani dan justru antusias untuk belajar," ungkapnya. Beliau juga menambahkan bahwa Pramuka adalah wadah yang sangat efektif untuk membentuk karakter anak-anak di era modern ini.

Kepala MIN 1 Pasuruan, Bapak Abdul Qodir, juga mengapresiasi tinggi dedikasi Kak Khamim Ma'ruf. "Kami sangat bangga dengan pencapaian yang telah diraih oleh Gerakan Pramuka di sekolah kami. Ini adalah bukti nyata bahwa pembinaan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler sangat penting. Kami akan terus mendukung penuh kegiatan Pramuka agar dapat terus berprestasi," ujarnya.

Dengan pembinaan yang terus menerus dan semangat yang tak pernah padam, Gerakan Pramuka di MIN 1 Pasuruan di bawah bimbingan Kak Khamim Ma'ruf diharapkan akan terus berjaya dan mencetak generasi muda yang berkarakter, berprestasi, dan siap menghadapi tantangan masa depan.An

Parenting Jumat Berkah : Mencari Keseimbangan Antara Terlalu Sayang dan Melatih Kemandirian Anak

 


Setiap orang tua pasti memiliki cinta yang tak terhingga untuk anaknya. Naluri alami ini mendorong kita untuk selalu ingin melindungi dan memastikan anak merasa nyaman serta aman. Namun, terkadang, rasa sayang yang berlebihan justru bisa menjadi bumerang dalam proses tumbuh kembang anak. Tanpa disadari, kita mungkin menghambat kemandirian mereka, sebuah bekal penting yang akan mereka butuhkan seiring bertambahnya usia.

Artikel ini akan membahas bagaimana menyeimbangkan rasa sayang yang tulus dengan kebutuhan anak untuk belajar mandiri.

Memahami Batasan Sayang yang Berlebihan

Rasa sayang yang berlebihan sering kali terwujud dalam bentuk perilaku yang kita anggap sebagai 'bantuan'. Misalnya, kita selalu menyiapkan semua keperluan sekolahnya, membereskan mainan yang ia gunakan, atau bahkan menyelesaikan tugas sekolahnya karena tidak ingin melihat ia kesulitan. Tindakan-tindakan ini, meskipun dilandasi niat baik, mengirimkan pesan bahwa "Kamu tidak bisa melakukannya sendiri, jadi biarkan Ayah/Ibu yang melakukannya."

Akibatnya, anak mungkin tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri, tidak inisiatif, dan memiliki kesulitan dalam menghadapi tantangan kecil. Mereka tidak belajar bagaimana memecahkan masalah atau mengatasi rasa frustrasi, karena selalu ada orang tua yang siap menolong.

Mengapa Kemandirian Itu Penting?

Kemandirian bukan berarti kita tidak lagi mencintai anak. Sebaliknya, melatih kemandirian adalah salah satu bentuk kasih sayang terbesar. Dengan mengajarkan anak untuk mandiri, kita sedang membekali mereka dengan keterampilan hidup yang esensial, seperti:

  • Rasa Percaya Diri: Anak yang bisa melakukan sesuatu sendiri akan merasa bangga dan lebih yakin pada kemampuannya.
  • Kemampuan Memecahkan Masalah: Mereka belajar berpikir kreatif untuk mencari solusi saat dihadapkan pada kesulitan.
  • Tanggung Jawab: Anak belajar bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan mereka harus bertanggung jawab atas pilihan mereka.
  • Ketahanan Mental: Mereka terbiasa menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah.

Tips Menerapkan Kemandirian dengan Penuh Kasih

Bagaimana cara menumbuhkan kemandirian tanpa membuat anak merasa tidak dicintai? Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:

1. Beri Kesempatan dan Kepercayaan

Mulailah dengan hal-hal kecil. Izinkan anak memilih pakaiannya sendiri (meskipun mungkin tidak matching), membereskan piring makannya, atau merapikan tempat tidur. Jangan langsung mengkritik jika hasilnya tidak sempurna. Sebaliknya, puji usahanya dan tunjukkan cara yang lebih baik dengan sabar.

2. Biarkan Anak Mengalami Konsekuensi

Jika anak lupa membawa bekal, jangan langsung membawakan bekalnya ke sekolah. Biarkan ia merasakan konsekuensi kecil dari kelupaannya (misalnya, ia harus menahan lapar sampai waktu makan siang). Tentu saja, kita tetap harus memastikan ia tidak dalam bahaya. Setelah kejadian, ajak ia berdiskusi tentang apa yang bisa ia lakukan agar tidak terulang.

3. Jadilah Pemandu, Bukan Pelayan

Ketika anak meminta bantuan, ajukan pertanyaan yang memancingnya untuk berpikir. Contohnya, saat ia kesulitan mengerjakan PR, jangan langsung memberikan jawabannya. Tanyakan, "Bagian mana yang membuatmu bingung? Apa yang sudah kamu coba?" Ini akan melatihnya untuk berpikir kritis dan mencari solusi sendiri.

4. Tetapkan Batasan yang Jelas

Ajarkan anak tentang batasan sejak dini. Batasan ini bisa berupa waktu bermain gadget, jadwal tidur, atau tugas harian yang harus ia lakukan. Dengan adanya batasan, anak belajar tentang struktur dan disiplin.

Melatih kemandirian anak adalah sebuah proses panjang yang membutuhkan kesabaran. Di dalamnya, rasa sayang yang tulus dan bimbingan yang tepat harus berjalan beriringan. Dengan mempraktikkan keseimbangan ini, kita tidak hanya membesarkan anak yang cerdas dan berprestasi, tetapi juga pribadi yang tangguh dan siap menghadapi dunia.Sh.

Artikel : Istighosah Memohon Pertolongan dan Sejarahnya



Istighosah adalah salah satu tradisi spiritual dalam Islam, khususnya di Indonesia, yang seringkali disamakan dengan doa. Namun, ada perbedaan mendasar. Istighosah secara harfiah berarti "memohon pertolongan" atau "minta bantuan" kepada Allah SWT saat sedang dalam kesulitan atau bencana. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara berjamaah, di mana umat Islam berkumpul untuk bersama-sama melafalkan zikir, shalawat, dan doa dengan harapan Allah SWT akan memberikan kemudahan dan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

Perbedaan Istighosah dengan Doa

Meskipun keduanya sama-sama memohon kepada Allah, istighosah lebih spesifik pada permohonan pertolongan saat situasi darurat atau kesulitan yang berat. Doa bisa dipanjatkan kapan saja dan untuk berbagai hal, baik dalam keadaan senang maupun susah. Fokus istighosah adalah membangun kekuatan spiritual kolektif, di mana keyakinan bahwa doa yang dipanjatkan oleh banyak orang secara bersama-sama memiliki kekuatan yang lebih besar.

Istighosah biasanya terdiri dari serangkaian wirid (bacaan zikir), seperti istighfar (memohon ampun), shalawat, dan tasbih, yang kemudian ditutup dengan doa bersama.

Sejarah dan Perkembangan Istighosah di Indonesia

Praktik istighosah memiliki akar yang kuat dalam ajaran Islam, yang didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satu ayat yang sering menjadi landasan adalah QS. Al-Baqarah ayat 153

ÙŠٰٓاَÙŠُّÙ‡َا الَّذِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُوا اسْتَعِÙŠْÙ†ُÙˆْا بِالصَّبْرِ ÙˆَالصَّÙ„ٰوةِۗ اِÙ†َّ اللّٰÙ‡َ Ù…َعَ الصّٰبِرِÙŠْÙ†َ ۝١٥٣

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." 

Ayat ini mengisyaratkan bahwa salat (dan ibadah lainnya) bisa menjadi sarana untuk memohon pertolongan.

Namun, istighosah dalam bentuknya yang populer seperti saat ini, terutama di Indonesia, memiliki sejarah yang lebih spesifik. Tradisi ini mulai berkembang pesat di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai respons terhadap keadaan di Indonesia.

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, istighosah menjadi sarana untuk mempererat persatuan umat Islam dan memohon keselamatan dari berbagai tantangan, termasuk ancaman disintegrasi bangsa. Tokoh-tokoh ulama besar NU seperti K.H. Abdul Wahab Chasbullah dan K.H. Hasyim Asy'ari dikenal sering mengadakan kegiatan istighosah untuk mendoakan keselamatan negara.

Salah satu peristiwa penting yang menandai sejarah istighosah di Indonesia adalah Istighosah Kubro (Istighosah Akbar) yang diselenggarakan oleh NU. Istighosah Kubro pertama kali diadakan pada tahun 1998 di Tegal, Jawa Tengah, yang dihadiri oleh jutaan umat. Acara ini menjadi simbol perlawanan spiritual terhadap krisis moneter dan ketidakstabilan politik yang melanda Indonesia saat itu.

Sejak saat itu, istighosah menjadi kegiatan rutin di banyak pesantren, masjid, dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Selain untuk mendoakan keselamatan, istighosah juga sering diadakan untuk:

  • Mendoakan kesuksesan siswa dalam ujian.
  • Memohon kesembuhan bagi yang sakit.
  • Mendoakan arwah para leluhur.
  • Memperingati hari besar Islam.

Makna Spiritual Istighosah

Selain menjadi media untuk memohon pertolongan, istighosah juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Kegiatan ini dapat:

Memperkuat Keimanan: Dengan berzikir dan berdoa bersama, iman seseorang akan semakin kuat dan yakin bahwa hanya Allah-lah satu-satunya tempat memohon pertolongan.

Membangun Kebersamaan: Istighosah menciptakan rasa solidaritas dan persaudaraan di antara jamaah. Mereka merasa tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan karena ada banyak orang lain yang juga berdoa untuk tujuan yang sama.

Membersihkan Hati: Melalui istighfar dan shalawat, istighosah membantu membersihkan hati dari dosa-dosa dan menenangkan jiwa yang sedang gelisah.

Secara keseluruhan, istighosah bukan hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan juga sebuah tradisi spiritual yang sarat akan makna dan sejarah. Di Indonesia, istighosah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan beragama, menjadi salah satu cara umat Islam untuk menghadapi tantangan hidup dengan ketenangan hati dan keyakinan kepada pertolongan Allah SWT.An

Liputan Kegiatan: Bimbingan Teknis Sosialisasi Penguatan Data Kelembagaan, Kurikulum, Evaluasi, dan Tenaga Kependidikan

 

Bimbingan Teknis Sosialisasi Penguatan Data Kelembagaan, Kurikulum, Evaluasi, dan Tenaga Kependidikan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

Di Tychi Hotel Malang, 7-8 Agustus 2025

Kamis, 7 Agustus 2025 – Pembukaan Resmi oleh Kakanwil Kemenag Jatim

Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Sosialisasi Penguatan Data Kelembagaan, Kurikulum, Evaluasi, dan Tenaga Kependidikan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur resmi dibuka pada Kamis (7/8) di Tychi Hotel Malang. Acara ini dihadiri oleh para pejabat struktural, kepala madrasah, operator data, serta tenaga kependidikan dari seluruh wilayah Jawa Timur.

Pembukaan kegiatan dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Akhmad Sruji Bakhtiar, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya validitas data dalam sistem pendidikan. Lebih lanjut, Dr. H. Akhmad Sruji Bakhtiar menyampaikan bahwa kesalahan data tidak hanya merugikan diri sendiri atau penggunanya, tetapi juga berdampak luas kepada negara dan rakyat secara keseluruhan.

Beliau juga menjelaskan lima fungsi utama data dalam pengelolaan pendidikan, yaitu:

  • Analisis: Data digunakan untuk mengurai permasalahan dan mencari solusi yang tepat.
  • Perencanaan: Data menjadi dasar dalam menyusun program kerja yang terarah dan realistis.
  • Kepengawasan: Data memastikan semua proses berjalan sesuai aturan dan standar yang ditetapkan.
  • Evaluasi: Data menjadi alat ukur keberhasilan atau kekurangan dalam pelaksanaan program.
  • Prediksi: Data membantu memproyeksikan tren masa depan untuk pengambilan kebijakan strategis.

"Tanpa data yang valid, semua upaya kita dalam membangun pendidikan yang berkualitas akan sia-sia," tambah Dr. H. Akhmad Sruji Bakhtiar dalam amanatnya.

Tujuan dan Harapan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi para peserta dalam mengelola data kelembagaan, kurikulum, evaluasi, serta tenaga kependidikan dengan lebih baik. Selain itu, sosialisasi ini diharapkan mampu menciptakan sinergi antarlembaga dalam mendukung program-program prioritas Kementerian Agama, khususnya di bidang pendidikan.

Para peserta akan mengikuti serangkaian materi teknis dan praktik langsung yang disampaikan oleh narasumber ahli. Materi yang disampaikan mencakup:

  1. Pengelolaan data kelembagaan madrasah.
  2. Penguatan kurikulum berbasis karakter.
  3. Penyusunan evaluasi pembelajaran yang efektif.
  4. Optimalisasi data tenaga kependidikan.

Peserta yang terdiri dari kepala madrasah, operator EMIS (Education Management Information System), dan tenaga kependidikan tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Salah satu peserta, Bapak Abdul Qodir, Kepala MIN 1 Pasuruan  menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan bimtek ini. "Kami sangat membutuhkan panduan teknis seperti ini agar dapat mengelola data dengan lebih baik. Harapannya, setelah kegiatan ini kami bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat di madrasah masing-masing," ujarnya.

Pada hari pertama, peserta mendapatkan materi umum tentang pentingnya data dalam pendidikan, serta praktik pengelolaan data melalui aplikasi EMIS. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi langsung dengan narasumber guna memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Kegiatan Bimbingan Teknis Sosialisasi Penguatan Data Kelembagaan, Kurikulum, Evaluasi, dan Tenaga Kependidikan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju optimalisasi pengelolaan data pendidikan di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dengan dukungan data yang valid dan akurat, diharapkan mutu pendidikan di madrasah-madrasah semakin meningkat dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.Novi

English Extracurricular Thrives at MIN 1 Pasuruan under Mr. Zein's Guidance

 

PASURUAN – The English extracurricular program at MIN 1 Pasuruan is seeing a surge in popularity and success, thanks to the dedicated guidance of teacher, Mr. Zein. The program, which aims to improve students' language skills in a fun and interactive way, has become a favorite among many students.

Mr. Zein, known for his enthusiastic teaching style, has introduced a variety of engaging activities to make learning English less intimidating. Students are not just memorizing vocabulary and grammar rules; they are actively participating in role-playing, storytelling, and group discussions.

"I believe that the best way to learn a language is to use it," says Mr. Zein. "Our activities focus on practical communication. We want the students to feel confident speaking English, not just in the classroom, but also in their daily lives."

The program's success is evident. Parents have reported that their children are more excited about learning English and are even trying to speak the language at home. Students themselves say that the class is something they look forward to every week.

"It's so much fun!" says one student from grade 5. "We play games and talk with our friends in English. Mr. Zein makes it easy to understand."

The English extracurricular program at MIN 1 Pasuruan is not only building strong language foundations but also fostering a love for learning among its students. Under Mr. Zein's leadership, the future of English education at the school looks bright and promising.BB.

Dr. H. Najib Kusnanto Beri Materi Branding Madrasah di Pasuruan, Tekankan Pentingnya Citra Positif dan Mutu Pendidikan

 


Pasuruan, 4 Agustus 2025 – Upaya penguatan citra dan mutu pendidikan madrasah di Jawa Timur terus digencarkan. Hari ini, Dr. H. Najib Kusnanto, S.Ag., M.Si., Ketua Tim Guru pada Bidang Pendidikan Madrasah (Pendma) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, memberikan materi penting terkait Branding Madrasah dalam kegiatan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Madrasah se-Kabupaten Pasuruan.

Kegiatan strategis ini dibuka secara resmi oleh H. Bustanul Arifin, M.Pd., Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan. Dalam sambutannya, H. Bustanul Arifin menekankan relevansi pelatihan ini dalam menghadapi tantangan dan persaingan di dunia pendidikan saat ini.

                                          

Dalam paparannya, Dr. H. Najib Kusnanto menjelaskan bahwa Branding Madrasah adalah sebuah proses holistik yang bertujuan membangun citra, identitas, dan reputasi madrasah secara konsisten. Tujuannya agar madrasah dapat dikenal luas, dipercaya, dan diminati oleh masyarakat. "Branding ini mencakup bagaimana madrasah dikenali, dibedakan dari lembaga lain, serta bagaimana nilai-nilai, visi, dan keunggulan madrasah ditampilkan dalam semua aktivitas dan komunikasi," tegas Dr. Najib.

Beliau juga merinci lima unsur penting dalam Branding Madrasah yang harus diperhatikan oleh setiap kepala madrasah:

  1. Identitas Visual: Mencakup nama madrasah, logo, motto atau tagline, hingga seragam, papan nama, desain brosur, dan kehadiran di media sosial yang konsisten.

  2. Nilai dan Citra Positif: Menekankan pentingnya visi, misi, dan tujuan yang jelas, serta pembentukan budaya madrasah yang positif seperti disiplin, islami, dan berorientasi prestasi. Termasuk di dalamnya etika seluruh warga madrasah.

  3. Kualitas Layanan Pendidikan: Fokus pada mutu pembelajaran baik akademik maupun keagamaan, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler, pencapaian prestasi, serta layanan yang ramah dan profesional.

  4. Komunikasi dan Promosi: Meliputi kehadiran aktif di media sosial, website, dan media cetak, menjalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat, serta dokumentasi dan publikasi kegiatan madrasah secara rutin.

  5. Kepuasan Stakeholder: Mengukur keberhasilan branding melalui testimoni positif dari alumni, orang tua, dan masyarakat, serta keterlibatan aktif madrasah dalam kegiatan sosial dan lingkungan.

Materi yang disampaikan oleh Dr. H. Najib Kusnanto ini diharapkan dapat memberikan bekal yang komprehensif bagi para kepala madrasah di Kabupaten Pasuruan untuk semakin memperkuat eksistensi dan daya saing madrasah di tengah masyarakat.AQ.

Sosialisasi dan Penyampaian Visi Misi Madrasah Tahun Ajaran 2025/2026 MIN 1 Pasuruan.

Beji, 31 Juli 2025 – Ratusan wali murid dan tenaga pendidik memenuhi aula MIN 1 Pasuruan  dalam acara Sosialisasi dan Penyampaian Visi Misi madrasah. Hadir Ketua Komite Madrasah Ust Khoironi Akhmad,  Ketua Penjamin Mutu, Ketua Humas, Koordinator Paguyuban Wali Murid, guru serta seluruh wali murid kelas VI.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan pandangan dan langkah bersama dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diusung oleh madrasah.

Kepala Madrasah Bapak Abdul Qodir, S.Pd.I., M.Pd. dalam sambutannya menegaskan komitmen madrasah untuk mencetak generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak mulia. Beliau memaparkan bahwa visi madrasah adalah "Madrasah dengan lulusan yang memiliki CINTA," yang merupakan akronim dari Cerdas, Inovatif, Nerampil, dan Agamis.

"Kami ingin setiap lulusan dari madrasah ini tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu berinovasi dan terampil dalam menghadapi tantangan zaman. Yang terpenting, mereka memiliki fondasi keagamaan yang kuat dan menjadi pribadi yang agamis," ujar Bapak Abdul Qodir.

Dalam kesempatan yang sama, beliau menyampaikan program unggulan yang akan menjadi fokus madrasah, diantaranya Kelas Tahfidz dan Program Literasi Numerasi. Program Kelas Tahfidz dirancang untuk memfasilitasi siswa yang memiliki minat dan bakat dalam menghafal Al-Qur'an, sementara Program Literasi Numerasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa dalam membaca, menulis, dan berhitung, yang sangat penting untuk menunjang prestasi di berbagai mata pelajaran.

Sosialisasi ini disambut baik oleh para wali murid, yang menunjukkan antusiasme tinggi untuk mendukung program-program tersebut. Diharapkan, melalui sinergi antara madrasah, orang tua, dan murid, visi "CINTA" dapat terwujud dan melahirkan lulusan yang berprestasi dan berkarakter.


Usai menyampaikan Visi Misi  MIN 1 Pasuruan secara tuntas. Bapak kepala Madrasah melanjutkan sosialisasi program kelas VI tahun ajaran 2025/2026 Acara ini menjadi wadah penting untuk menyamakan persepsi dan membangun sinergi antara madrasah dan orang tua demi keberhasilan siswa di tingkat akhir.

Kepala Madrasah, Bapak Abdul Qodir, menjadi pembicara utama dalam acara ini. Dengan gaya bahasa yang sangat komunikatif dan inspiratif, beliau memaparkan secara mendetail seluruh program kelas VI yang akan berjalan selama satu tahun ke depan. Bapak Abdul Qodir tidak hanya menjelaskan, namun mengajak seluruh wali murid secara aktif dalam setiap tahapan program.

"Anak-anak kita adalah tanggung jawab kita bersama. Madrasah telah menyiapkan berbagai program terbaik, namun tanpa dukungan dan kolaborasi aktif dari Bapak dan Ibu sekalian, hasilnya tidak akan maksimal," ujar Bapak Abdul Qodir dengan semangat yang disambut antusias oleh para hadirin. Beliau menekankan pentingnya komunikasi dua arah dan peran aktif wali murid dalam memantau serta mendukung proses belajar mengajar di rumah.

Fokus Utama dalam sosialisasi program tersebut adalah: Asesmen Madrasah, Kelulusan, dan Kesiapan menghadapi TKA dan Asesmen madrasah serta kesiapan Mental. Selain itu ada 6 kegiatan di kelas VI yang perlu didiskusikan diantaranya:

1. Persiapan Ujian Madrasah (Asesmen Madrasah) termasuk TKA

2. Ketuntasan materi hafalan

3. Biaya ujian

4. Tasyakuran/ wisuda?

5. Dan lain-lain 

Semua kegiatan didiskusikan bersama kepala madrasah, wali murid dan guru. Tahun ini ada pergantian wali kelas Vl, dan sebagai ketua koordinatornya ibu Eka Marginingsih. Beliau juga turut mendampingi bersama guru, walimurid dalam acara rapat sosialisasi, koordinasi kegiatan kelas VI.

Diakhir kepala  madrasah  juga memberikan penekanan dan perhatian khusus pada beberapa poin krusial yang harus dipersiapkan siswa kelas VI. Beliau menggaris bawahi pentingnya persiapan serius terkait Asesmen Madrasah yang akan menjadi salah satu penentu utama kelulusan.

Selain itu, Kriteria Kelulusan juga dijelaskan secara rinci diawal agar wali murid memiliki pemahaman yang jelas mengenai standar yang harus dicapai oleh siswa. Tidak hanya fokus pada aspek akademis, Bapak Abdul Qodir juga menekankan pentingnya persiapan secara psikis dan mental bagi siswa dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk persiapan menghadapi Tes Kemampuan Akademik (TKA). Untuk mempersiapkan tes tersebut, perlu pembelajaran dan bimbingan khusus untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sehingga ada jam tambahan dengan tim pengajar yang lebih kompeten dibidangnya.

"Kami tidak hanya ingin siswa kami cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara mental. Mari kita bantu mereka membangun kepercayaan diri dan strategi belajar yang efektif agar siap menghadapi setiap ujian, baik di madrasah maupun di jenjang pendidikan selanjutnya," pungkas Bapak Abdul Qodir, menutup sesi sosialisasi dengan harapan besar akan kolaborasi yang solid demi masa depan cerah para murid. Fz