Kisah Nabi Ibrahim :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (lebih mantap dan yakin).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 260)
Peran Rasa Ingin Tahu dalam Perkembangan Anak
Rasa ingin tahu adalah mesin penggerak di balik pertanyaan "mengapa?", "bagaimana?", dan "apa?". Ketika anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat, mereka secara aktif mencari informasi, memecahkan masalah, dan membuat koneksi antara berbagai konsep. Ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan mereka, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi cenderung memiliki:
- Prestasi akademis yang lebih baik: Mereka lebih termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi di kelas.
- Keterampilan sosial-emosional yang lebih kuat: Mereka lebih empati dan terbuka terhadap pengalaman dan perspektif baru.
- Resiliensi yang lebih tinggi: Mereka lebih mampu mengatasi tantangan karena mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai hambatan.
Strategi Mengembangkan Rasa Ingin Tahu Anak
Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu anak, orang tua dan pendidik perlu menciptakan lingkungan yang mendukung dan merangsang:
- Mendorong Pertanyaan: Jangan pernah meremehkan pertanyaan anak, sekecil apa pun itu. Tanggapi dengan sabar dan antusias. Jika Anda tidak tahu jawabannya, katakanlah "Itu pertanyaan yang bagus! Mari kita cari jawabannya bersama."
- Menyediakan Berbagai Pengalaman: Beri anak kesempatan untuk menjelajahi dunia nyata. Kunjungi museum, perpustakaan, taman, atau bahkan hanya mengamati serangga di halaman belakang. Pengalaman ini memberikan konteks nyata untuk apa yang mereka pelajari di sekolah.
- Memberikan Ruang untuk Eksplorasi Mandiri: Biarkan anak bermain dengan bebas dan tanpa instruksi yang ketat. Biarkan mereka bereksperimen dengan bahan-bahan sederhana, seperti air, pasir, atau balok, untuk menemukan cara kerjanya sendiri. Ini membangun rasa kepemilikan dan kontrol atas pembelajaran mereka.
- Menghubungkan Pembelajaran dengan Minat Anak: Jika anak tertarik pada dinosaurus, gunakan minat itu untuk mengajarkan tentang biologi, geologi, dan sejarah. Pembelajaran yang terhubung dengan minat pribadi anak akan terasa lebih relevan dan menyenangkan.
Kesimpulan :
Rasa ingin tahu adalah karunia yang harus dipelihara, bukan diabaikan. Dengan menjadi mitra dalam perjalanan penemuan anak, kita tidak hanya membantu mereka tumbuh menjadi individu yang cerdas, tetapi juga menanamkan cinta belajar yang akan bertahan seumur hidup.An.