Beji,  Kabupaten Pasuruan 13 Agustus 2025 – Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKGMI) Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, mengadakan workshop inovatif yang berfokus pada empat pilar pendidikan modern: Pembelajaran Mendalam, Kurikulum Berbasis Cinta, Pendidikan Perubahan Iklim, dan Madrasah Ramah Anak. Acara ini bertujuan untuk membekali para guru dengan pengetahuan dan keterampilan terkini dalam menghadapi tantangan pendidikan di era global.

Workshop ini dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua KKGMI Kecamatan Beji, Bapak Miftahul Jinan, S.Ag. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran guru sebagai pembelajar sejati. "Guru harus terus belajar dan memperbarui pengetahuannya, serta meningkatkan keterampilannya agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman," ujar Bapak Miftahul Jinan. Ia juga berharap para guru dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari workshop ini di madrasah masing-masing.

Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatus Shibyan, bapak Muhammad Dawud yang menjadi tuan rumah acara, menyambut baik kegiatan ini. "Kami sangat mendukung dan mewujudkan inisiatif KKGMI Beji dalam menyelenggarakan workshop yang sangat relevan ini. Semoga acara ini berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat besar bagi seluruh peserta," tuturnya.


Narasumber yang hadir adalah dua pakar pendidikan, yaitu Dra. Choyatin Nasucha, M.Pd. dan Dra. Nur Cholifah, M.Pd. Keduanya secara bergantian memberikan materi yang interaktif dan aplikatif. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi, terutama saat mendiskusikan implementasi kurikulum berbasis cinta dan pendidikan perubahan iklim di kelas.

Melalui workshop ini, KKGMI Kecamatan Beji berharap para guru madrasah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inspiratif, peduli lingkungan, dan ramah anak, sehingga mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat dan kepedulian sosial yang tinggi.An.

FGD Tim KUB Kanwil Kemenag Jatim: Peran Strategis Pokja KKG-MGMP dalam Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama

SURABAYA – Tim Kerukunan Umat Beragama (KUB) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang berfokus pada peran dan fungsi Pokja KKG-MGMP Pendidikan Agama, Pokja Pengawas, dan Pokja Penyuluh. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, dari tanggal 12 hingga 13 Agustus 2025, ini diadakan di Best Western Papilio Hotel Surabaya.

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Akhmad Sruji Bakhtiar, M.Pd.I. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kegiatan FGD ini sebagai langkah strategis dalam membentuk individu yang mampu "mensakralkan Penciptanya." Menurutnya, kemampuan ini menjadi kunci dalam mewujudkan kerukunan di tengah masyarakat.

 

"Manusia yang mampu mensakralkan Penciptanya dan Ciptaannya, maka akan menjadikan kerukunan di tengah-tengah masyarakat kita," ujar Dr. Akhmad Sruji Bakhtiar. Beliau juga menjelaskan bahwa "mensakralkan" merupakan proses menata hati yang mencakup rasa, pikiran, dan tindakan.

Dukungan penuh terhadap kegiatan ini disampaikan oleh Ketua Pokja KKG-MGMP Pendidikan Agama Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, Abdul Qodir. Kepala MIN 1 Pasuruan ini optimis bahwa FGD ini akan meningkatkan semangat serta memperkuat peran dan fungsi Pokja KKG-MGMP dalam menjalankan tugasnya.

Kegiatan FGD yang diikuti oleh para anggota pokja dari berbagai daerah di Jawa Timur ini ditutup secara resmi oleh Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, H. Syaikhul Hadi, S.Ag., M.Fil.I.

Penjaringan Kelas KSM - OMI di MIN 1 Pasuruan


Beji_ MIN 1 Pasuruan antusias dan selektif terhadap ekstrakurikuler yang berbasis knowledge atau science. Terbukti pada kegiatan pelaksanaan penjaringan siswa untuk kelas  KSM (Kompetisi Sains Madrasah) yang sekarang tahun 2025 ganti istilah menjadi OMI (Olimpiade Madrasah Indonesia) pada mata pelajaran Matematika dan Sains (yang sekarang resmi diganti IPAS). 

Kegiatan ini didukung penuh oleh pemegang kebijakan bapak Abdul Qodir, S.Pd.I, M.Pd beliau sangat responsif dan memberi peluang kepada guru pembina dan pembimbing untuk berkolaborasi bersama orang tua murid, update terhadap perkembangan dan hal baru yang positif. 

Kegiatan Penjaringan Kelas KSM / OMI telah berhasil dilaksanakan, dengan antusiasme tinggi dari seluruh murid kelas 4A, 4B sampai kelas 4E yang berjumlah kurang lebih 150 murid.  Kegiatan yang berlangsung dalam tiga tahap ini merupakan langkah strategis madrasah untuk menjaring bibit unggul yang memiliki potensi luar biasa di bidang sains dan matematika.

Kegiatan penjaringan ini memiliki tujuan utama dan mulia, yaitu untuk mengidentifikasi murid yang memiliki kemampuan dan minat yang kuat sesuai dengan bidangnya dan memetakan murid yang memiliki kompetensi bidang kognitif atau science. Selain itu, adanya kompetisi yang sehat di antara para peserta diharapkan dapat memacu mereka untuk lebih giat belajar dan fokus dalam berbagai lomba, baik itu KSM atau OMI, Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Erlangga, dan kompetisi lainnya.

Tahap pertama, dimulai dengan seleksi umum, di mana seluruh siswa kelas 4A sampai 4E berkesempatan untuk menunjukkan kemampuan dasarnya mereka didampingi oleh walikelas masing-masing. Dari seleksi ini, puluhan siswa terbaik kemudian maju ke tahap kedua yang lebih menantang. 

Tahap kedua, penjaringan langsung bersama TIM KSM, soal-soal yang diberikan mulai berfokus pada materi yang lebih mendalam dan membutuhkan analisis lebih tajam, yang diikuti oleh kurang lebih 110 murid. Mereka yang tidak dapat hadir pada tes tahap 2, dapat mengikuti ujian susulan yang telah difasilitasi oleh TIM .

Berikut tes susulan Tahap 2 yang difasilitasi oleh TIM.

Tahap ketiga, merupakan tahap akhir menjadi penentu akhir, di mana para peserta menunjukkan performa terbaik mereka di hadapan tim penilai. Semangat juang dan kegigihan para siswa terlihat jelas selama proses seleksi. Mereka tidak hanya berkompetisi untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga saling memotivasi dan belajar satu sama lain.

Kepala Madrasah bapak Abdul Qodir, S.Pd.I, M.Pd., menyatakan apresiasinya terhadap semangat para siswa. “Kami sangat bangga melihat antusiasme dan kerja keras anak-anak. Melalui kelas KSM ini, kami berharap dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki mental kompetisi yang kuat dan siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.

Siswa yang lolos dari penjaringan ini akan mengikuti bimbingan intensif dalam Kelas KSM, di mana mereka akan mendapatkan materi tambahan, latihan soal, dan strategi khusus untuk menghadapi berbagai kompetisi. Dengan bimbingan yang terarah, diharapkan mereka dapat meraih prestasi gemilang dan membawa nama baik madrasah di kancah olimpiade sains.Fz

KKGMI Kecamatan Beji Menggelar Workshop Pembelajaran Mendalam dan Inovatif

 


Beji, Kabupaten Pasuruan – Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKGMI) Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, mengadakan workshop inovatif yang berfokus pada empat pilar pendidikan modern: Pembelajaran Mendalam, Kurikulum Berbasis Cinta, Pendidikan Perubahan Iklim, dan Madrasah Ramah Anak. Acara ini bertujuan untuk membekali para guru dengan pengetahuan dan keterampilan terkini dalam menghadapi tantangan pendidikan di era global.



Workshop ini dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua KKGMI Kecamatan Beji, Bapak Miftahul Jinan, S.Ag. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran guru sebagai pembelajar sejati. "Guru harus terus belajar dan memperbarui pengetahuannya, serta meningkatkan keterampilannya agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman," ujar Bapak Miftahul Jinan. Ia juga berharap para guru dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari workshop ini di madrasah masing-masing.

Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum Gunungsari, bapak Abdul Hamid, M.Pd.I yang menjadi tuan rumah acara, menyambut baik kegiatan ini. "Kami sangat mendukung inisiatif KKGMI Beji dalam menyelenggarakan workshop yang sangat relevan ini. Semoga acara ini berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat besar bagi seluruh peserta," tuturnya.

Narasumber yang hadir adalah dua pakar pendidikan, yaitu Dra. Choyatin Nasucha, M.Pd. dan Dra. Nur Cholifah, M.Pd. Keduanya secara bergantian memberikan materi yang interaktif dan aplikatif. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi, terutama saat mendiskusikan implementasi kurikulum berbasis cinta dan pendidikan perubahan iklim di kelas.

Melalui workshop ini, KKGMI Kecamatan Beji berharap para guru madrasah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inspiratif, peduli lingkungan, dan ramah anak, sehingga mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat dan kepedulian sosial yang tinggi.An.

MIN 1 PASURUAN Ikut Meriahkan Jalan Sehat Kecamatan Beji di Candi Gununggangsir


BEJI - Seluruh guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pasuruan mengikuti kegiatan Jalan Sehat (JJS) yang digelar oleh Kecamatan Beji pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Acara ini berlangsung meriah di sekitar lokasi Candi Gununggangsir, salah satu situs bersejarah yang ada di Kecamatan Beji.

Jalan sehat ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai instansi dan sekolah di wilayah Kecamatan Beji. Para guru MIN 1 Pasuruan terlihat antusias mengikuti rute yang telah ditentukan, sambil menikmati keindahan alam dan suasana pedesaan yang asri.

Kepala MIN 1 Pasuruan, Abdul Qodir, turut hadir mendampingi para korbid dan seluruh guru. Dalam sambutannya, Bapak Qodir menyampaikan pentingnya kegiatan seperti ini untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga sekolah dan masyarakat.


"Dengan JJS di lokasi Candi Gununggangsir ini, kita tidak hanya berolahraga, tetapi juga bisa lebih mengenal dan mencintai budaya kita sendiri," ujar Bapak Qodir. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi kesempatan bagi para guru untuk menyegarkan pikiran dan kembali bersemangat dalam mendidik siswa.

Kegiatan jalan sehat ditutup dengan pengundian berbagai hadiah menarik (doorprize) dan hiburan, menambah semarak acara pada pagi hari itu. Partisipasi aktif MIN 1 Pasuruan dalam acara ini menunjukkan komitmen sekolah dalam mendukung program-program pemerintah daerah dan berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat.

MIN 1 Pasuruan Semakin Berjaya Berkat Pembinaan Pramuka Kak Khamim Ma'ruf

 

Pasuruan - Gerakan Pramuka di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pasuruan terus menunjukkan geliat positif dan menorehkan berbagai prestasi gemilang. Kesuksesan ini tak lepas dari peran sentral pembina Pramuka yang berdedikasi tinggi, yakni Kak Khamim Ma'ruf. Di bawah bimbingan beliau, semangat kepramukaan di MIN 1 Pasuruan semakin membara dan menghasilkan bibit-bibit unggul.

Berbagai kegiatan kepramukaan yang inovatif dan mendidik rutin dilaksanakan di MIN 1 Pasuruan. Mulai dari latihan rutin, perkemahan, hingga partisipasi aktif dalam lomba-lomba tingkat kabupaten. Melalui kegiatan-kegiatan ini, para siswa tidak hanya diajarkan tentang keterampilan dasar kepramukaan, tetapi juga nilai-nilai luhur seperti kedisiplinan, kemandirian, kerja sama, dan cinta tanah air.

Kak Khamim Ma'ruf menyampaikan bahwa kunci keberhasilan ini adalah konsistensi dalam pembinaan dan dukungan penuh dari pihak madrasah serta orang tua. "Kami selalu berusaha menciptakan suasana latihan yang menyenangkan namun tetap serius. Dengan begitu, anak-anak tidak merasa terbebani dan justru antusias untuk belajar," ungkapnya. Beliau juga menambahkan bahwa Pramuka adalah wadah yang sangat efektif untuk membentuk karakter anak-anak di era modern ini.

Kepala MIN 1 Pasuruan, Bapak Abdul Qodir, juga mengapresiasi tinggi dedikasi Kak Khamim Ma'ruf. "Kami sangat bangga dengan pencapaian yang telah diraih oleh Gerakan Pramuka di sekolah kami. Ini adalah bukti nyata bahwa pembinaan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler sangat penting. Kami akan terus mendukung penuh kegiatan Pramuka agar dapat terus berprestasi," ujarnya.

Dengan pembinaan yang terus menerus dan semangat yang tak pernah padam, Gerakan Pramuka di MIN 1 Pasuruan di bawah bimbingan Kak Khamim Ma'ruf diharapkan akan terus berjaya dan mencetak generasi muda yang berkarakter, berprestasi, dan siap menghadapi tantangan masa depan.An

Parenting Jumat Berkah : Mencari Keseimbangan Antara Terlalu Sayang dan Melatih Kemandirian Anak

 


Setiap orang tua pasti memiliki cinta yang tak terhingga untuk anaknya. Naluri alami ini mendorong kita untuk selalu ingin melindungi dan memastikan anak merasa nyaman serta aman. Namun, terkadang, rasa sayang yang berlebihan justru bisa menjadi bumerang dalam proses tumbuh kembang anak. Tanpa disadari, kita mungkin menghambat kemandirian mereka, sebuah bekal penting yang akan mereka butuhkan seiring bertambahnya usia.

Artikel ini akan membahas bagaimana menyeimbangkan rasa sayang yang tulus dengan kebutuhan anak untuk belajar mandiri.

Memahami Batasan Sayang yang Berlebihan

Rasa sayang yang berlebihan sering kali terwujud dalam bentuk perilaku yang kita anggap sebagai 'bantuan'. Misalnya, kita selalu menyiapkan semua keperluan sekolahnya, membereskan mainan yang ia gunakan, atau bahkan menyelesaikan tugas sekolahnya karena tidak ingin melihat ia kesulitan. Tindakan-tindakan ini, meskipun dilandasi niat baik, mengirimkan pesan bahwa "Kamu tidak bisa melakukannya sendiri, jadi biarkan Ayah/Ibu yang melakukannya."

Akibatnya, anak mungkin tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri, tidak inisiatif, dan memiliki kesulitan dalam menghadapi tantangan kecil. Mereka tidak belajar bagaimana memecahkan masalah atau mengatasi rasa frustrasi, karena selalu ada orang tua yang siap menolong.

Mengapa Kemandirian Itu Penting?

Kemandirian bukan berarti kita tidak lagi mencintai anak. Sebaliknya, melatih kemandirian adalah salah satu bentuk kasih sayang terbesar. Dengan mengajarkan anak untuk mandiri, kita sedang membekali mereka dengan keterampilan hidup yang esensial, seperti:

  • Rasa Percaya Diri: Anak yang bisa melakukan sesuatu sendiri akan merasa bangga dan lebih yakin pada kemampuannya.
  • Kemampuan Memecahkan Masalah: Mereka belajar berpikir kreatif untuk mencari solusi saat dihadapkan pada kesulitan.
  • Tanggung Jawab: Anak belajar bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan mereka harus bertanggung jawab atas pilihan mereka.
  • Ketahanan Mental: Mereka terbiasa menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah.

Tips Menerapkan Kemandirian dengan Penuh Kasih

Bagaimana cara menumbuhkan kemandirian tanpa membuat anak merasa tidak dicintai? Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:

1. Beri Kesempatan dan Kepercayaan

Mulailah dengan hal-hal kecil. Izinkan anak memilih pakaiannya sendiri (meskipun mungkin tidak matching), membereskan piring makannya, atau merapikan tempat tidur. Jangan langsung mengkritik jika hasilnya tidak sempurna. Sebaliknya, puji usahanya dan tunjukkan cara yang lebih baik dengan sabar.

2. Biarkan Anak Mengalami Konsekuensi

Jika anak lupa membawa bekal, jangan langsung membawakan bekalnya ke sekolah. Biarkan ia merasakan konsekuensi kecil dari kelupaannya (misalnya, ia harus menahan lapar sampai waktu makan siang). Tentu saja, kita tetap harus memastikan ia tidak dalam bahaya. Setelah kejadian, ajak ia berdiskusi tentang apa yang bisa ia lakukan agar tidak terulang.

3. Jadilah Pemandu, Bukan Pelayan

Ketika anak meminta bantuan, ajukan pertanyaan yang memancingnya untuk berpikir. Contohnya, saat ia kesulitan mengerjakan PR, jangan langsung memberikan jawabannya. Tanyakan, "Bagian mana yang membuatmu bingung? Apa yang sudah kamu coba?" Ini akan melatihnya untuk berpikir kritis dan mencari solusi sendiri.

4. Tetapkan Batasan yang Jelas

Ajarkan anak tentang batasan sejak dini. Batasan ini bisa berupa waktu bermain gadget, jadwal tidur, atau tugas harian yang harus ia lakukan. Dengan adanya batasan, anak belajar tentang struktur dan disiplin.

Melatih kemandirian anak adalah sebuah proses panjang yang membutuhkan kesabaran. Di dalamnya, rasa sayang yang tulus dan bimbingan yang tepat harus berjalan beriringan. Dengan mempraktikkan keseimbangan ini, kita tidak hanya membesarkan anak yang cerdas dan berprestasi, tetapi juga pribadi yang tangguh dan siap menghadapi dunia.Sh.

Artikel : Istighosah Memohon Pertolongan dan Sejarahnya



Istighosah adalah salah satu tradisi spiritual dalam Islam, khususnya di Indonesia, yang seringkali disamakan dengan doa. Namun, ada perbedaan mendasar. Istighosah secara harfiah berarti "memohon pertolongan" atau "minta bantuan" kepada Allah SWT saat sedang dalam kesulitan atau bencana. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara berjamaah, di mana umat Islam berkumpul untuk bersama-sama melafalkan zikir, shalawat, dan doa dengan harapan Allah SWT akan memberikan kemudahan dan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

Perbedaan Istighosah dengan Doa

Meskipun keduanya sama-sama memohon kepada Allah, istighosah lebih spesifik pada permohonan pertolongan saat situasi darurat atau kesulitan yang berat. Doa bisa dipanjatkan kapan saja dan untuk berbagai hal, baik dalam keadaan senang maupun susah. Fokus istighosah adalah membangun kekuatan spiritual kolektif, di mana keyakinan bahwa doa yang dipanjatkan oleh banyak orang secara bersama-sama memiliki kekuatan yang lebih besar.

Istighosah biasanya terdiri dari serangkaian wirid (bacaan zikir), seperti istighfar (memohon ampun), shalawat, dan tasbih, yang kemudian ditutup dengan doa bersama.

Sejarah dan Perkembangan Istighosah di Indonesia

Praktik istighosah memiliki akar yang kuat dalam ajaran Islam, yang didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satu ayat yang sering menjadi landasan adalah QS. Al-Baqarah ayat 153

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ ۝١٥٣

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." 

Ayat ini mengisyaratkan bahwa salat (dan ibadah lainnya) bisa menjadi sarana untuk memohon pertolongan.

Namun, istighosah dalam bentuknya yang populer seperti saat ini, terutama di Indonesia, memiliki sejarah yang lebih spesifik. Tradisi ini mulai berkembang pesat di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai respons terhadap keadaan di Indonesia.

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, istighosah menjadi sarana untuk mempererat persatuan umat Islam dan memohon keselamatan dari berbagai tantangan, termasuk ancaman disintegrasi bangsa. Tokoh-tokoh ulama besar NU seperti K.H. Abdul Wahab Chasbullah dan K.H. Hasyim Asy'ari dikenal sering mengadakan kegiatan istighosah untuk mendoakan keselamatan negara.

Salah satu peristiwa penting yang menandai sejarah istighosah di Indonesia adalah Istighosah Kubro (Istighosah Akbar) yang diselenggarakan oleh NU. Istighosah Kubro pertama kali diadakan pada tahun 1998 di Tegal, Jawa Tengah, yang dihadiri oleh jutaan umat. Acara ini menjadi simbol perlawanan spiritual terhadap krisis moneter dan ketidakstabilan politik yang melanda Indonesia saat itu.

Sejak saat itu, istighosah menjadi kegiatan rutin di banyak pesantren, masjid, dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Selain untuk mendoakan keselamatan, istighosah juga sering diadakan untuk:

  • Mendoakan kesuksesan siswa dalam ujian.
  • Memohon kesembuhan bagi yang sakit.
  • Mendoakan arwah para leluhur.
  • Memperingati hari besar Islam.

Makna Spiritual Istighosah

Selain menjadi media untuk memohon pertolongan, istighosah juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Kegiatan ini dapat:

Memperkuat Keimanan: Dengan berzikir dan berdoa bersama, iman seseorang akan semakin kuat dan yakin bahwa hanya Allah-lah satu-satunya tempat memohon pertolongan.

Membangun Kebersamaan: Istighosah menciptakan rasa solidaritas dan persaudaraan di antara jamaah. Mereka merasa tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan karena ada banyak orang lain yang juga berdoa untuk tujuan yang sama.

Membersihkan Hati: Melalui istighfar dan shalawat, istighosah membantu membersihkan hati dari dosa-dosa dan menenangkan jiwa yang sedang gelisah.

Secara keseluruhan, istighosah bukan hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan juga sebuah tradisi spiritual yang sarat akan makna dan sejarah. Di Indonesia, istighosah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan beragama, menjadi salah satu cara umat Islam untuk menghadapi tantangan hidup dengan ketenangan hati dan keyakinan kepada pertolongan Allah SWT.An

Liputan Kegiatan: Bimbingan Teknis Sosialisasi Penguatan Data Kelembagaan, Kurikulum, Evaluasi, dan Tenaga Kependidikan

 

Bimbingan Teknis Sosialisasi Penguatan Data Kelembagaan, Kurikulum, Evaluasi, dan Tenaga Kependidikan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur

Di Tychi Hotel Malang, 7-8 Agustus 2025

Kamis, 7 Agustus 2025 – Pembukaan Resmi oleh Kakanwil Kemenag Jatim

Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Sosialisasi Penguatan Data Kelembagaan, Kurikulum, Evaluasi, dan Tenaga Kependidikan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur resmi dibuka pada Kamis (7/8) di Tychi Hotel Malang. Acara ini dihadiri oleh para pejabat struktural, kepala madrasah, operator data, serta tenaga kependidikan dari seluruh wilayah Jawa Timur.

Pembukaan kegiatan dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Akhmad Sruji Bakhtiar, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya validitas data dalam sistem pendidikan. Lebih lanjut, Dr. H. Akhmad Sruji Bakhtiar menyampaikan bahwa kesalahan data tidak hanya merugikan diri sendiri atau penggunanya, tetapi juga berdampak luas kepada negara dan rakyat secara keseluruhan.

Beliau juga menjelaskan lima fungsi utama data dalam pengelolaan pendidikan, yaitu:

  • Analisis: Data digunakan untuk mengurai permasalahan dan mencari solusi yang tepat.
  • Perencanaan: Data menjadi dasar dalam menyusun program kerja yang terarah dan realistis.
  • Kepengawasan: Data memastikan semua proses berjalan sesuai aturan dan standar yang ditetapkan.
  • Evaluasi: Data menjadi alat ukur keberhasilan atau kekurangan dalam pelaksanaan program.
  • Prediksi: Data membantu memproyeksikan tren masa depan untuk pengambilan kebijakan strategis.

"Tanpa data yang valid, semua upaya kita dalam membangun pendidikan yang berkualitas akan sia-sia," tambah Dr. H. Akhmad Sruji Bakhtiar dalam amanatnya.

Tujuan dan Harapan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi para peserta dalam mengelola data kelembagaan, kurikulum, evaluasi, serta tenaga kependidikan dengan lebih baik. Selain itu, sosialisasi ini diharapkan mampu menciptakan sinergi antarlembaga dalam mendukung program-program prioritas Kementerian Agama, khususnya di bidang pendidikan.

Para peserta akan mengikuti serangkaian materi teknis dan praktik langsung yang disampaikan oleh narasumber ahli. Materi yang disampaikan mencakup:

  1. Pengelolaan data kelembagaan madrasah.
  2. Penguatan kurikulum berbasis karakter.
  3. Penyusunan evaluasi pembelajaran yang efektif.
  4. Optimalisasi data tenaga kependidikan.

Peserta yang terdiri dari kepala madrasah, operator EMIS (Education Management Information System), dan tenaga kependidikan tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Salah satu peserta, Bapak Abdul Qodir, Kepala MIN 1 Pasuruan  menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan bimtek ini. "Kami sangat membutuhkan panduan teknis seperti ini agar dapat mengelola data dengan lebih baik. Harapannya, setelah kegiatan ini kami bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat di madrasah masing-masing," ujarnya.

Pada hari pertama, peserta mendapatkan materi umum tentang pentingnya data dalam pendidikan, serta praktik pengelolaan data melalui aplikasi EMIS. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi langsung dengan narasumber guna memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

Kegiatan Bimbingan Teknis Sosialisasi Penguatan Data Kelembagaan, Kurikulum, Evaluasi, dan Tenaga Kependidikan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju optimalisasi pengelolaan data pendidikan di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dengan dukungan data yang valid dan akurat, diharapkan mutu pendidikan di madrasah-madrasah semakin meningkat dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.Novi

English Extracurricular Thrives at MIN 1 Pasuruan under Mr. Zein's Guidance

 

PASURUAN – The English extracurricular program at MIN 1 Pasuruan is seeing a surge in popularity and success, thanks to the dedicated guidance of teacher, Mr. Zein. The program, which aims to improve students' language skills in a fun and interactive way, has become a favorite among many students.

Mr. Zein, known for his enthusiastic teaching style, has introduced a variety of engaging activities to make learning English less intimidating. Students are not just memorizing vocabulary and grammar rules; they are actively participating in role-playing, storytelling, and group discussions.

"I believe that the best way to learn a language is to use it," says Mr. Zein. "Our activities focus on practical communication. We want the students to feel confident speaking English, not just in the classroom, but also in their daily lives."

The program's success is evident. Parents have reported that their children are more excited about learning English and are even trying to speak the language at home. Students themselves say that the class is something they look forward to every week.

"It's so much fun!" says one student from grade 5. "We play games and talk with our friends in English. Mr. Zein makes it easy to understand."

The English extracurricular program at MIN 1 Pasuruan is not only building strong language foundations but also fostering a love for learning among its students. Under Mr. Zein's leadership, the future of English education at the school looks bright and promising.BB.

Dr. H. Najib Kusnanto Beri Materi Branding Madrasah di Pasuruan, Tekankan Pentingnya Citra Positif dan Mutu Pendidikan

 


Pasuruan, 4 Agustus 2025 – Upaya penguatan citra dan mutu pendidikan madrasah di Jawa Timur terus digencarkan. Hari ini, Dr. H. Najib Kusnanto, S.Ag., M.Si., Ketua Tim Guru pada Bidang Pendidikan Madrasah (Pendma) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, memberikan materi penting terkait Branding Madrasah dalam kegiatan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Madrasah se-Kabupaten Pasuruan.

Kegiatan strategis ini dibuka secara resmi oleh H. Bustanul Arifin, M.Pd., Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan. Dalam sambutannya, H. Bustanul Arifin menekankan relevansi pelatihan ini dalam menghadapi tantangan dan persaingan di dunia pendidikan saat ini.

                                          

Dalam paparannya, Dr. H. Najib Kusnanto menjelaskan bahwa Branding Madrasah adalah sebuah proses holistik yang bertujuan membangun citra, identitas, dan reputasi madrasah secara konsisten. Tujuannya agar madrasah dapat dikenal luas, dipercaya, dan diminati oleh masyarakat. "Branding ini mencakup bagaimana madrasah dikenali, dibedakan dari lembaga lain, serta bagaimana nilai-nilai, visi, dan keunggulan madrasah ditampilkan dalam semua aktivitas dan komunikasi," tegas Dr. Najib.

Beliau juga merinci lima unsur penting dalam Branding Madrasah yang harus diperhatikan oleh setiap kepala madrasah:

  1. Identitas Visual: Mencakup nama madrasah, logo, motto atau tagline, hingga seragam, papan nama, desain brosur, dan kehadiran di media sosial yang konsisten.

  2. Nilai dan Citra Positif: Menekankan pentingnya visi, misi, dan tujuan yang jelas, serta pembentukan budaya madrasah yang positif seperti disiplin, islami, dan berorientasi prestasi. Termasuk di dalamnya etika seluruh warga madrasah.

  3. Kualitas Layanan Pendidikan: Fokus pada mutu pembelajaran baik akademik maupun keagamaan, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler, pencapaian prestasi, serta layanan yang ramah dan profesional.

  4. Komunikasi dan Promosi: Meliputi kehadiran aktif di media sosial, website, dan media cetak, menjalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat, serta dokumentasi dan publikasi kegiatan madrasah secara rutin.

  5. Kepuasan Stakeholder: Mengukur keberhasilan branding melalui testimoni positif dari alumni, orang tua, dan masyarakat, serta keterlibatan aktif madrasah dalam kegiatan sosial dan lingkungan.

Materi yang disampaikan oleh Dr. H. Najib Kusnanto ini diharapkan dapat memberikan bekal yang komprehensif bagi para kepala madrasah di Kabupaten Pasuruan untuk semakin memperkuat eksistensi dan daya saing madrasah di tengah masyarakat.AQ.